Banjir merupakan
permasalahan klasik yang terus melanda ibu kota Indonesia, Jakarta. Dari tahun
ke tahun, permasalahan ini tak kunjung usai. Bukannya menjadi lebih baik, namun
bertambah parah. Banyak faktor yang menyebabkan banjir di Kota Jakarta ini.
Salah satunya adalah faktor demografi. Berdasarkan data penduduk yang penulis
ambil dari situs metropolitan.inilah.com menyatakan bahwa penduduk Jakarta saat
ini sudah mencapai ambang batas yang telah ditetapkan, yaitu mencapai 12.1
jiwa. Padahal batas penduduk yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Perda)
Rencana Tata Ruang Wilayah(RTRW) 2030, ditetapkan penduduk DKI Jakarta hanya
mencapai 12,5 juta orang.
Berdasarkan data yang diambil
dari media online Jakarta Raya yang terbit pada Kamis, 12 Februari 2015
menyatakan bahwa banjir yang melanda Jakarta dalam 4 tahun terakhir ini
diantaranya yang paling besar dampaknya terjadi di tahun 2007, 2013, 2014 dan
2015. Data dampak banjir tahun 2013 dan 2015 :
Banjir 2013
|
Banjir 2015
|
Luas genangan: 41
km2 di Jakarta, 124 kelurahan
|
Luas genangan: 12
kelurahan dengan 53 RW
|
Debit
air:
|
Titik banjir : 107
titik (tertinggi)
|
Katulampa 210 cm
(Siaga I)
|
Debit air : Sampai
pukul 12:00 10 Februari 2015
|
Manggarai 1.030 cm
(Siaga I)
|
Katulampa : 50 cm
(Siaga IV)
|
Curah hujan:
Jakarta 100 mm per hari
|
Depok : 135 cm
(Siaga IV)
|
Bogor 22-75 mm per
hari
|
Karet : 610 cm
(Siaga 1)
|
Kerugian materi: Rp
15 triliun
|
Sunter Selatan :
270 cm (Siaga 1)
|
Korban: 12 tewas
|
Waduk Pluit : 145
cm (Siaga 1)
|
Pengungsi: 33.500
orang
|
Curah hujan : Pukul
07.00 8 Februari 2015 sampai pukul 07.00 9 Februari 2015 (titik terbesar)
|
- Bogor :
intensitas ringan 0,1-5 mm/jam
|
|
- Depok :
intensitas sedang 5-10 mm/jam
|
|
- Ciganjur :
intensitas lebat 10-20 mm/jam
|
|
- Kebayoran Baru :
intensitas lebat 10-20 mm/jam
|
|
- Kelapa Gading :
intensitas lebat 10-20 mm/jam
|
|
- Tomang,
Kemayoran, Pulomas, Manggarai : : intensitas sangat lebat
|
|
Korban: 1 tewas
|
|
Pengungsi: 14.163
(sampai 10 Februari 2015)
|
Salah satu faktor yang menyebabkan banjir di Jakarta adalah faktor demografi penduduknya. Selain itu, dari faktor demografi penduduk akan memiliki hubungan yang erat dengan faktor perubahan iklim. Mengapa hal seperti demikian dapat terjadi? Karena berdasarkan analisis penulis, semakin banyak manusia yang mendiami suatu daerah, aktivitasnya akan semakin banyak. Misal aktivitas perindustrian yang setiap harinya dapat mengemisikan gas CO dan CO2 ke atmosfer hingga berefek pada gas rumah kaca yang nantinya akan menyebabkan perubahan iklim, serta kondisi iklim yang berubah dan tidak teratur. Misalnya saja dengan kondisi hujan yang kini sering turun tidak pada musimnya dan intensitas hujan turun yang sangat lama. Tentunya hal tersebut akan berpengaruh pada kondisi banjir yang terjadi di Jakarta.