Pada
awal film Superstorm ini, diperlihatkan dokumentasi satelit badai Ho Chi Minh.
Setelah itu di Afrika Barat satu tahun sebelumnya, sebuah tim menjatuhkan
sesuatu ke mata badai dari pesawat kemudian menunggu transmisi. Di National
Hurricane Center, dua orang sedang meneliti badai Theta di pinggiran Florida
yang berkategori 4, banjir besar diduga menerjang bagian selatam. Di Princeton
University, dua orang berdiskusi tentang modifikasi cuaca badai tetapi
teknologinya belum lengkap, sehingga mereka akan ke Washington DC menemui
peneliti lain yang bernama Sara Hughes. Diperlihatkan bahwa Departemen
perdagangan Washington DC merasa badai telah menggangu dan merugikan bisnis
sehingga mereka ingin mengetahui prediksi badai, mulai dari kekuatan, arah,
intensitas, hingga trayeknya. Oleh karena itu, dibutuhkan fasilitas yang
memadai. Para meteorolog sedang berdiskusi tentang rencana menerbangkan pesawat
dan masuk ke tengah mata badai (stormfury)
mengingat proyek stormfury yang dulu bertujuan untuk melemahkan badai namun
belum berhasil.
Saar
6 bulan menuju musim badai, para meteorolog memulai eksperimen untuk metode
pelemahan badai, dengan mengurangi
penguapan, menambahkan minyak/deterjen, serta ide untuk menimbulkan
perturbasi jarak jauh. Empat bulan menuju musim badai, MIT memfasilitasi dengan
laser hologram bentuk bumi untuk dimasukan model prediksi dan simulasi. Saat
simulasi dijalankan, 140mil/detik dinding air menyapu seluruh tempat dan hingga
500 orang tewas. Munich tidak menyetujui proyek ini. Hingga tiga bulan menuju
musim badai, dilakukan eksperimen untuk mengekspansi badai di bagian matanya,
kemudian simulasi di badai Katrina menunjukkan dengan cara ini badai dapat
melemah. Dilakukan simulasi penyemaian awan di beberapa tempat dengan perak
iodida, terlihat bahwa terbentuk dinding mata baru dan mata badai mengembang
sehingga badai kategori 3 berubah menjadi kategori 2 yang mampu mengurangi
jumlah korban secara signifikan.
Namun yang terjadi sebaliknya, karena tidak
semuainya terkristalsasi menjadi es oleh perak iodida, maka dinding badai
Katrina menguat sampai di teluk menjadi kategori 4. Di Washington DC, terlihat
badai salju di Gurun Gobi saat musim panas. Setelah itu, topan yang sebenarnya
terbentuk (Agatha). Pesawat lepas landas saat badai Agatha memasuki kategori 1
dengan delay waktu selama 3 detik
pada pengamatan aerosonde. Aerosonde ini mengirim data, sehingga laser dan
model bola bumi dapat memantau badai tersebut. Pesawar mendekati badai,
kemudian masuk ke area tornado untuk melakukan penyemaian ke 4 titik di sekitar
badai. Saat sonde pertama dijatuhkan, pesawat memasuki bagian tengah badai yang
bercuaca tenang. Pada saat sonde kedua dijatuhkan, mulai terlihat pada model
bahwa terbentuk suatu perturbasi pada sel-sel badai. Sebelum diketahui apakah
proyek ini berhasil, tiba-tiba terjadi overload data pada komputer-komputer
yang mengoperasikan proyek ini dan terjadi kelumpuhan sistem. Hal ini
menyebabkan komunikasi dengan pesawat terputus. Pesawat tampak menabrak awan
besar hingga terguncang hebat dan pesawat tersebut jatuh ke laut.
Pada
film Superstorm ini, ide para meteorolog untuk melakukan pelemahan badai yang
selalu memakan korban jiwa dengan konsep perturbasi badai dengan mengembangkan
mata badai sudah sangat inovatif. Namun demikian, dengan kristalisasi
menggunakan perak iodida tampaknya masih belum dapat menyelesaikan masalah dan
justru malah meningkatkan intensitas badai. Pada bagian pertama dari seri film
ini belum diketahui secara jelas apakah proyek ini mampu untuk melemahkan
badai.