Kegiatan PKKM kedua hari Sabtu 13 September 2014 ini dimulai pukul 7.15 pagi di labtek biru. Pertemuan hari ini dihadiri oleh 31 dari 38 orang karena Habib, Zikri, dan Bima mempersiapkan diri untuk tampil di acara besar UKM malam harinya, Diaz menjadi panitia acara unit 8eh, Widi yang sedang mengikuti latihan intensif MBWG di Jatinangor, sedangkan Charla sejak hari Kamis berada di Jombang untuk acara keluarga, begitu pula dengan Ray di Kediri.
Kami mengumpulkan tugas peta dari kosan dan rumah masing-masing ke kampus ITB dan basecamp kami. Setelah itu, Pradawihaya diajari tata cara lapor oleh jendral jendril. Awalnya seorang akan menginisiasi laporan di depan barisan dengan mengucapkan kata "METEO" dengan lantang dibarengi dengan posisi ngetrill (semoga saya tidak salah mengejanya). Hal ini diikuti oleh kami semua secara bersamaan lalu dilanjutkan oleh laporan pada jendral atau jendril di depannya tentang jumlah Pradawihaya yang hadir serta memaparkan alasan izin peserta diksar yang tidak hadir. Laporan ditutup dengan kembali ke posisi siap dengan mengucapkan kata "METEO" lagi.
Kami mobilisasi menuju lantai 2 labtek biru lalu mengumpulkan tugas studi kasus banjir yang diberikan malam sebelumnya. Kami presentasi tiap kelompok untuk daerah rawan banjir di Indonesia yang berbeda-beda, yakni kelompok 1 yang membahas kota Banjarmasin, kelompok 2 mengenai kota Manado, kelompok 3 mengenai kota Balikpapan, serta kelompok 4 mengenai kota asal Cahya, yakni kota Kerawang. Kami semua mendiskusikan hasil presentasi dan solusi banjir dari masing-masing kelompok, diskusi berjalan sangat hangat, namun waktu yang terbatas menyudahi diskusi kami.
Selanjutnya kami mobilisasi lalu berbaris di selasar double helix untuk cek spek standar yang dipimpin oleh Fahmi. Memang banyak kekurangan dari spek yang kami bawa, misalnya bungkus biskuit yang terbuang saat habis dimakan sewaktu diskusi di labtek biru, senter yang tiba-tiba tidak menyala, serta label air mineral belum dicabut.
Setelah itu, kami kembali ke labtek biru untuk pemberian materi tentang program kerja pengabdian masyarakat dari HMME bernama Zephyrus. Zephyrus merupakan program kerja jangka panjang HMME yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keilmuan dan keprofesian anggota himpunan dalam mengaplikasikannya serta mengamalkan ilmu meteorologi ke masyarakat. Zephyrus yang berarti Dewa Angin Barat dari mitologi Yunani ini merupakan bentuk dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni keilmuan, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Dilatar belakangi oleh kawasan Bandung Selatan yang rawan banjir, kegiatan yang sedang dilakukan saat ini adalah pemasangan EWS (Early Warning System) banjir di kawasan paling rawan banjir di sekitar sungai Cikapundung dari hasil pemodelan geometri sungai dan pendataan seperti curah hujan dan ketinggian air.
Selanjutnya kami mobilisasi menuju selasar double helix untuk evaluasi materi mengenai diskusi tugas kelompok tentang banjir dan Zephyrus, teknis pembuatan tugas peta, serta tugas buku kepo untuk yang belum lengkap. Untuk buku kepo yang belum lengkap sendiri ada beberapa yang terjadi salah paham di NIM 12813009 dan 12813019 yang memang mahasiswanya sudah mengundurkan diri namun dikira belum diisi profilnya. Kesalahan kami dalam mengerjakan tugas peta menghasilkan konsekuensi berupa untuk PKKM selanjutnya kami memiliki kuorum 35 orang apabila tidak terpenuhi, maka konsekuensinya kami harus mengadakan olahraga angkatan secara full team.
Menjelang Zuhur, kami mobilisasi menuju tempat parkir lab teknik kimia dan diberi tugas lanjutan untuk membuat blog perorangan berisi jurnal PKKM dan wawancara minimal seorang jendral dan seorang jendril, blog angkatan berisi foto, kegiatan, dan tugas-tugas angkatan, serta membuat video ucapan selamat ulang tahun yang ke-6 untuk HMME Atmosphaira dikumpulkan pertemuan selanjutnya. Oh ya, selain itu setiap hari di kampus kami diwajibkan untuk mengenakan gelang angkatan kami.