Bagi banyak orang, keilmuan meteorologi sangat identik dengan satu-satunya agensi meteorologi yang diakui di Indonesia, yakni BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Hal tersebut tentunya sangat wajar. Namun, tak sedikit juga yang salah mengira bahwa meteorologi itu mempelajari tentang meteor, yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan meteorologi (meskipun ada fenomena yang dinamakan hujan meteor). Meteor sendiri merupakan bagian yang dikaji oleh keilmuan astronomi, bukan meteorologi.
Tentu saja yang terlihat dari BMKG sendiri itu meteorologi terbatas pada kegiatan prakiraan cuaca dan peringatan bencana meteorologi (badai, gempa, tsunami, dan lain-lain) di berita. Sebenarnya, meteorologi tidak terbatas berkarya di badan penelitian ataupun universitas dalam dan luar negeri saja. Sebaliknya, bidang keprofesian meteorologi itu sangat luas. Meteorologi yang merupakan salah satu ilmu paling tua di dunia ini berkaitan dengan banyak keilmuan lain. Berikut ini akan saya paparkan beberapa pengetahuan saya tentang keprofesian meteorologi yang berkaitan dengan berbagai bidang keilmuan ;
Pertama, berhubungan dengan penerbangan, konstruksi, pertambangan, sains atmosfer dan meteorologi lingkungan yang saya dapat dari dosen-dosen saya. Bidang meteorologi sangat dibutuhkan di bidang penerbangan dari mulai awal perencanaan pembangunan bandara dan setiap kali pesawat beroperasi di udara. Arah angin sangat berpengaruh pada posisi pembangunan bandara, saat pesawat lepas landas, serta mendarat. Keadaan cuaca di udara atas juga selalu dimonitor karena adanya cuaca buruk akan mengganggu pesawat.
Sedangkan untuk dunia pertambangan, baik itu tambang minyak, batu bara, panas bumi, dan lainnya, juga bergantung pada kondisi meteorologi di sekitar daerah pertambangan. Keadaan cuaca sangat diperhatikan terutama pada barang tambang yang mudah terbakar saat matahari bersinar sangat terik atau suhu lingkungan yang tinggi. Selain itu, musibah tambang bawah tanah ambruk yang bisa dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan tanah dari curah hujan yang sedang tinggi. Contoh lain adalah kegiatan pertambangan minyak ataupun gas bumi yang mengeluarkan gas beracun yang arah anginnya harus diperhatikan.
Kedua, berhubungan dengan keilmuan teknik lingkungan, planologi, teknik fisika, meteorologi lingkungan, serta meteorologi rekayasa yang saya dapat dari kegiatan PKKM 3. Dari sudut pandang teknik lingkungan sendiri, data curah hujan sangat dibutuhkan dalam merancang saluran air, drainase, dan lain-lain. Selain itu, pada bidang industri pabrik juga data kecepatan dan arah angin diperlukan dalam mendesain cerobong emisi pabrik. Contoh lainnya juga pembuatan drainase laut yang membutuhkan data pasang surut air laut.
Pada bidang planologi, kebijakan tata kota kini sudah terpengaruh oleh salah satu objek kuliah meteorologi pencemaran udara, yakni GRK atau gas rumah kaca dengan dijalankannya program pengembangan kota hijau. Selain itu, rencana tata ruang wilayah seperti sektor pertanian, sektor industri, dan lain-lain juga membutuhkan berbagai macam data dari parameter meteorologi.
Dalam keprofesian fisika teknik, manajemen energi terbarukan seperti panel surya dan kincir angin juga membutuhkan data penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin dalam pembangunan dan kontrol. Selain itu, fisika teknik juga mengkaji tentang fisika bangunan yang terkait pada bagus tidaknya thermal bangunan yang lagi-lagi membutuhkan data dari berbagai parameter meteorologi dalam pembangunan dan kontrolnya.
Selain kedua sumber di atas, saya juga menemukan bidang-bidang lainnya di internet seperti meteorologi kesehatan (penyebaran virus melalui udara), klimatologis luar angkasa (menganalisis cuaca dan iklim planet-planet lain), konsultan parawisata, pertanian, rekayasa cuaca, dan masih sangat banyak lagi yang saya pastinya akan cari tahu lebih jauh karena dimana ada udara, disitulah meteorologi berperan.