Isu pemanasan
global dan perubahan iklim muncul dan mulai diperbincangkan setelah
dilakukannya pengamatan rata-rata temperatur global sejak abad ke-19. Hasil
pengamatan tersebut menunjukkan adanya tren peningkatan rata-rata temperatur
global sebesar 0,740C antara tahun 1906 hingga tahun 2005. Menurut
grafik di samping (sumber: Climate Change 2014 Synthesis Report (IPCC)),
proyeksi peningkatan rata-rata temperatur global mulai tahun 2005 hingga tahun
2100 berkisar antara 0,8 – 4,00C.
Meningkatnya
rata-rata temperatur global menyebabkan berkurangnya luas tutupan es di Lautan
Arktik, Greenland, dan Antarktika karena mencair. Selain itu, meningkatnya
rata-rata temperatur global juga menyebabkan terjadinya peningkatan suhu air
laut, terutama di lapisan atas. Dalam skala global, penghangatan air laut
paling intens terjadi di dekat permukaan. Lapisan air laut dari permukaan
hingga kedalaman 75 m meningkat suhunya sekitar 0,110C per dekade
dari tahun 1971 – 2010. Adanya proyeksi peningkatan rata-rata temperatur global
hingga tahun 2100 juga akan memunculkan proyeksi penurunan luas tutupan es di
Bumi dan proyeksi peningkatan suhu rata-rata air laut secara global. Tutupan es
yang berkurang dan mencair karena pemanasan global akan berakibat pada
meningkatnya volume air laut global. Penghangatan air laut akibat pemanasan
global juga akan menyebabkan peningkatan volume air laut global karena
pemuaian. Konsekuensi dari peningkatan volume air laut ini adalah peningkatan
rata-rata ketinggian muka air laut secara global. Hasil pengamatan menunjukkan
bahwa telah terjadi peningkatan rata-rata ketinggian air laut global sebesar
0,17 m dari tahun 1900 – 2010. Dari hasil pemodelan oleh IPCC yang tercantum
pada Climate Change 2014 Synthesis Report, proyeksi kenaikan muka air laut
global selama abad ke 21 ini (hingga tahun 2100) berkisar antara 0,4 – 0,7 m.
Kedua
peta menunjukkan proyeksi kenaikan muka air laut secara global hingga tahun
2100 (relatif terhadap periode tahun 1986 – 2005). Peta di sebelah kiri
menunjukkan proyeksi kenaikan minimum, sedangkan di sebelah kanan kenaikan
maksimum. Dengan melihat ke wilayah Indonesia pada kedua peta di atas dan
melakukan interpolasi sederhana, dapat diketahui bahwa proyeksi kenaikan muka
air laut di wilayah Indonesia hingga tahun 2100 (relatif terhadap periode tahun
1986 – 2005) memiliki kisaran antara 0,43 – 0,64 m.
Peta Indonesia dengan Wilayah Tertanda yang Beberapa
Pulaunya Terancam Hilang karena
Kenaikan Muka Air Laut hingga Tahun 2100
Jika
memang ketinggian air laut di wilayah Indonesia naik 1,1 m pada abad ini
(hingga tahun 2100), maka jumlah pulau-pulau sedang di Indonesia yang akan
hilang karena terendam air laut adalah 115 pulau. Untuk memperkirakan luas
daratan Indonesia yang terendam karena naiknya muka air laut sebesar 0,43 –
0,64 m hingga tahun 2100 (menurut proyeksi IPCC tahun 2014), perlu dilakukan
interpolasi pada data tabel berikut;
Sumber : Susandi,
dkk. 2008
Tabel Proyeksi Kenaikan Muka Air Laut di Indonesia dan
Luas Daerah yang Terendam
pada Tahun 2010, 2050, dan 2100