El Nino Southern Oscillation (ENSO)
merupakan fenomena alam yang muncul di
sekitar Samudra Pasifik dan mempengaruhi kondisi cuaca di sekitarnya. Fenomena
ini berkaitan dengan dua proses yaitu El Nino dan Southern Oscillation. ENSO itu sendiri sebenarnya diatur oleh melemahnya angin
pasat (faktor atmosfer) dan perpindahan kolam panas (faktor laut). Pengatur ENSO sendiri masih belum dapat dijelaskan dengan
baik, ada sumber yang mengatakan munculnya disebabkan mula-mula dari atmosfer
yaitu oleh melemahnya angin pasat. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa
munculnya diawali dari laut yaitu adanya perpindahan kolam panas. Namun hal ini
seperti sebuah siklus yang tidak dapat ditemukan mana yang merupakan awal mula
penyebabnya.
Fenomena
ENSO diawali dengan kondisi normal
di equator, kemudian laut Pasifik
Barat lebih panas di bandingkan dengan Pasifik Timur. Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh tiga faktor yaitu rotasi Bumi,
daerah tropis yang berada di sekitar equator, dan mixing layer. Letak daerah di
equator yaitu dimana pertemuan antara angin pasat dan karena Bumi ini
berotasi sehingga angin pasat merupakan angin Timuran. Angin pasat ini memiliki
komponen dari timur ke barat sehingga ada gaya yang membawa materi seolah-olah
akan bergerak ke Barat (arus Timur). Hal ini berkaitan dengan Sirkulasi Walker
yaitu sirkulasi atmosfer yang berada di permukaan bumi sepanjang equator menuju ke
Barat dan atmosfer bagian atasnya menjadi lawannya akibat dari penyeimbang dan
geser angin (shear angin). Sirkulasi ini
secara tidak langsung juga disebabkan oleh adanya rotasi Bumi yang
bergerak memutar dari Barat ke Timur. Akibat dari rotasi ini akan menimbulkan
penumpukan materi (massa air laut) di Barat, sehingga lapisan pencampuran/ mixing layer lebih tebal di bagian
Barat. Termoklin di sepanjang equator Pasifik juga lebih dangkal di Pasifik Timur di banding dengan Pasifik
Barat pada keadaan normalnya.
Adanya evolusi temperatur permukaan air laut di sepanjang
equator di laut
Pasifik selama El Nino/La Nina. Fluktuansi kondisi air laut yaitu berkaitan
dengan menghangat dan mendinginnya temperatur air laut. Menghangatnya air laut di bagian
Timur-Tengah Pasifik Equatorial dari pada kondisi normalnya yaitu dapat disebut
sebagai kondisi El Nino. Sedangkan pada kondisi La Nina disebut sebagai kondisi
mendinginnya air di bagian Timur-Tengah Pasifik Equatorial dari pada kondisi normalnya. Mendingin dan
menghangatnya air laut ini berkaitan dengan perpindahan kolam panas (warm
pool). Fenomena ENSO ini sering dilihat dari kondisi parameter cuaca yaitu
adanya perubahan kondisi cuaca di daerah tropis terkait degan curah hujan
tropis, tekanan (Osilasi Selatan) dan angin. Ketiga unsur cuaca ini dapat
digunakan sebagai parameter kondisi ENSO.
Selain itu, ENSO juga menyebabkan perubahan posisi
dan intensitas jet stream yang mempengaruhi jalur badai dan cuaca di Amerika Serikat.
Dalam kondisi La Nina, air laut di Pasifik Timur lebih panas dari kondisi normalnya. Hal ini menyebabkan adanya konveksi yang lebih besar dari normalnya di bagian Pasifik Timur, sehingga menyebabkan Indonesia pada saat La Nina memiliki curah hujan yang lebat. Kondisi termoklin di bawah laut di sepanjang equator Laut Pasifik ketika La Nina yaitu lebih dangkal di Pasifik Timur dan lebih dalam di Pasifik Barat dari pada kondisi normalnya. Pada kondisi El Nino, air laut di Pasifik menghangat dan angin melemah di sepanjang equator sehingga konveksi akan berkembang di sepanjang Pasifik, maka akan terbentuk awan-awan mesoscale di wilayah Pasifik yang dapat membentuk badai. Kondisi termoklin ketika El Nino adalah termoklin dalam di Laut Pasifik Timur dan dangkal di Pasifik Barat dari pada kondisi normalnya.
DAMPAK
ENSO SECARA GLOBAL
Pengaruh El Nino terhadap
kondisi Global yaitu akan berpengaruh kuat ketika Musim Dingin di BBU yaitu
ketika temperatur air mencapai maksimum tahunan di BBS (Musim Panas).
Peningkatan Pemanasan lebih besar dari normalnya akan mempengaruhi sebaran
daerah konveksi dan mampu mengeser aliran jet stream. Sedangkan jika El Nino
terjadi saat Musim
Dingin di BBS maka pengaruh El Nino lebih lemah. Hal ini di sebabkan oleh
transfer panas dari laut BBS yang lebih luas mempengaruhi kondisi laut
equatorial Pasifik.
El Nino ini sangat mempengaruhi kesetimbangan atmosfer dan laut secara global
sebab, dampaknya dirasakan secara signifikan di BBU maupun di BBS meskipun itu
pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan pengaruh La Nina terhadap kondisi global berbeda dari
pengaruh El Nino. Ada beberapa pengaruh yang merupakan lawan dari
pengaruh dari El Nino, namun masih ada juga pengaruh lainnya yang di sebabkan
oleh La Nina itu sendiri secara independen. Dapat dilihat pada gambar di bawah
muncul daerah-daerah yang basah, hangat, dingin dan kering.
Secara keseluruhan fenomena ENSO ini
merupakan fenomena global yang terjadi secara siklonik. Tentunya dampak dari
fenomena ENSO seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, secara global ini tidak
dapat dihindari karena merupakan fenomena alamiah. Yang bisa kita lakukan
adalah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi dampak curah hujan yang
tinggi maupun kekeringan yang melanda khususnya wilayah Indonesia, dengan tidak
membuang sampah sembarangan ke sungai agar tidak meluap dan menimbulkan banjir,
serta menjaga sumber mata air dan membuat daerah resapan agar mata air tanah
tetap terjaga sehingga tidak kekurangan sumber air bersih ketika kekeringan
melanda.