Thursday, 21 May 2015

FENOMENA ENSO


El Nino Southern Oscillation (ENSO) merupakan fenomena alam yang muncul di sekitar Samudra Pasifik dan mempengaruhi kondisi cuaca di sekitarnya. Fenomena ini berkaitan dengan dua proses yaitu El Nino dan Southern Oscillation. ENSO itu sendiri sebenarnya diatur oleh melemahnya angin pasat (faktor atmosfer) dan perpindahan kolam panas (faktor laut). Pengatur ENSO sendiri masih belum dapat dijelaskan dengan baik, ada sumber yang mengatakan munculnya disebabkan mula-mula dari atmosfer yaitu oleh melemahnya angin pasat. Sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa munculnya diawali dari laut yaitu adanya perpindahan kolam panas. Namun hal ini seperti sebuah siklus yang tidak dapat ditemukan mana yang merupakan awal mula penyebabnya.
Fenomena ENSO diawali dengan kondisi normal di equator, kemudian laut Pasifik Barat lebih panas di bandingkan dengan  Pasifik Timur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tiga faktor yaitu rotasi Bumi, daerah tropis yang berada di sekitar equator, dan mixing layer. Letak daerah di equator yaitu dimana pertemuan antara angin pasat dan karena Bumi ini berotasi sehingga angin pasat merupakan angin Timuran. Angin pasat ini memiliki komponen dari timur ke barat sehingga ada gaya yang membawa materi seolah-olah akan bergerak ke Barat (arus Timur). Hal ini berkaitan dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi atmosfer yang berada di permukaan bumi sepanjang equator menuju ke Barat dan atmosfer bagian atasnya menjadi lawannya akibat dari penyeimbang dan geser angin (shear angin). Sirkulasi ini secara tidak langsung juga disebabkan oleh adanya rotasi Bumi yang bergerak memutar dari Barat ke Timur. Akibat dari rotasi ini akan menimbulkan penumpukan materi (massa air laut) di Barat, sehingga lapisan pencampuran/ mixing layer lebih tebal di bagian Barat. Termoklin di sepanjang equator Pasifik juga lebih dangkal di Pasifik Timur di banding dengan Pasifik Barat pada keadaan normalnya.
Adanya evolusi temperatur permukaan air laut di sepanjang equator di laut Pasifik selama El Nino/La Nina. Fluktuansi kondisi air laut yaitu berkaitan dengan menghangat dan mendinginnya temperatur air laut. Menghangatnya air laut di bagian Timur-Tengah Pasifik Equatorial dari pada kondisi normalnya yaitu dapat disebut sebagai kondisi El Nino. Sedangkan pada kondisi La Nina disebut sebagai kondisi mendinginnya air di bagian Timur-Tengah Pasifik Equatorial dari pada kondisi normalnya. Mendingin dan menghangatnya air laut ini berkaitan dengan perpindahan kolam panas (warm pool). Fenomena ENSO ini sering dilihat dari kondisi parameter cuaca yaitu adanya perubahan kondisi cuaca di daerah tropis terkait degan curah hujan tropis, tekanan (Osilasi Selatan) dan angin. Ketiga unsur cuaca ini dapat digunakan sebagai parameter kondisi ENSO. Selain itu, ENSO juga menyebabkan perubahan posisi dan intensitas jet stream yang mempengaruhi jalur badai dan cuaca di Amerika Serikat.















Dalam kondisi La Nina, air laut di Pasifik Timur lebih panas dari kondisi normalnya. Hal ini menyebabkan adanya konveksi yang lebih besar dari normalnya di bagian Pasifik Timur, sehingga menyebabkan Indonesia pada saat La Nina memiliki curah hujan yang lebat. Kondisi termoklin di bawah laut di sepanjang equator Laut Pasifik ketika La Nina yaitu lebih dangkal di Pasifik Timur dan lebih dalam di Pasifik Barat dari pada kondisi normalnya. Pada kondisi El Nino, air laut di Pasifik menghangat dan angin melemah di sepanjang equator sehingga konveksi akan berkembang di sepanjang Pasifik, maka akan terbentuk awan-awan mesoscale di wilayah Pasifik yang dapat membentuk badai. Kondisi termoklin ketika El Nino adalah termoklin dalam di Laut Pasifik Timur dan dangkal di Pasifik Barat dari pada kondisi normalnya.


DAMPAK ENSO SECARA GLOBAL

Pengaruh El Nino terhadap kondisi Global yaitu akan berpengaruh kuat ketika Musim Dingin di BBU yaitu ketika temperatur air mencapai maksimum tahunan di BBS (Musim Panas). Peningkatan Pemanasan lebih besar dari normalnya akan mempengaruhi sebaran daerah konveksi dan mampu mengeser aliran jet stream. Sedangkan jika El Nino terjadi saat Musim Dingin di BBS maka pengaruh El Nino lebih lemah. Hal ini di sebabkan oleh transfer panas dari laut BBS yang lebih luas mempengaruhi kondisi laut equatorial Pasifik. El Nino ini sangat mempengaruhi kesetimbangan atmosfer dan laut secara global sebab, dampaknya dirasakan secara signifikan di BBU maupun di BBS meskipun itu pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan pengaruh La Nina terhadap kondisi global berbeda dari pengaruh  El Nino. Ada beberapa pengaruh yang merupakan lawan dari pengaruh dari El Nino, namun masih ada juga pengaruh lainnya yang di sebabkan oleh La Nina itu sendiri secara independen. Dapat dilihat pada gambar di bawah muncul daerah-daerah yang basah, hangat, dingin dan kering.



Secara keseluruhan fenomena ENSO ini merupakan fenomena global yang terjadi secara siklonik. Tentunya dampak dari fenomena ENSO seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, secara global ini tidak dapat dihindari karena merupakan fenomena alamiah. Yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi dampak curah hujan yang tinggi maupun kekeringan yang melanda khususnya wilayah Indonesia, dengan tidak membuang sampah sembarangan ke sungai agar tidak meluap dan menimbulkan banjir, serta menjaga sumber mata air dan membuat daerah resapan agar mata air tanah tetap terjaga sehingga tidak kekurangan sumber air bersih ketika kekeringan melanda.