Terbentuknya Siklon Tropis
Siklon tropis
terbentuk di atas laut yang hangat (> 26,50C) dan luas. Kondisi
lain yang mendukung terbentuknya siklon tropis adalah geser angin (wind shear)
vertikal yang lemah, kolom udara lembab yang tinggi, lapisan campuran (mixing
layer) air laut hangat mencapai ketebalan 50 meter, dan lapse rate di troposfer
yang cukup besar. Perkembangan siklon tropis dimulai dengan adanya sistem cuaca
yang telah terganggu sebelumnya (seperti badai petir (thunderstorm)).
Thunderstorm di daerah tropis bisa terbentuk di sepanjang ITCZ (Inter Tropical
Convergence Zone) ataupun karena gelombang tropis. Di bawah thunderstorm
biasanya akan terjadi penurunan tekanan udara secara gradual akibat adanya
ketidakseimbangan antara laju konveksi udara dengan angin permukaan yang menuju
pusat tekanan udara rendah. Agar angin di sekeliling pusat tekanan udara rendah
ini dapat berputar, gaya Coriolis yang ada harus mencukupi. Oleh karena itu,
perkembangan siklon tropis dimulai dari wilayah lautan dengan lintang geografis
minimal 50.
Angin yang
berputar di sekitar pusat tekanan udara rendah ini muncul bersamaan dengan
kumpulan thunderstorm yang formasinya agak melengkung. Sekumpulan thunderstorm
ini dinamakan gangguan tropis. Selanjutnya, gangguan tropis akan menjadi
depresi tropis jika kecepatan anginnya mencapai kisaran antara 20 – 34 knot (36
– 61 km/jam) dan terdapat satu isobar tertutup (jika dilihat di peta cuaca).
Bila sistem badai tersebut mulai berotasi terhadap pusat tekanan udara rendah,
berukuran semakin besar, kecepatan angin antara 35 – 64 knot (63 – 115 km/jam),
dan terdapat 2 isobar tertutup, maka depresi tropis telah berubah menjadi badai
tropis. Pada fase ini, badai mulai diberi nama dan belum terdapat mata badai.
Saat badai tersebut telah memiliki “mata” di pusatnya, kecepatan angin melebihi
64 knot (> 115 km/jam), dan terdapat setidaknya 3 isobar tertutup, maka
badai tersebut telah berubah menjadi siklon tropis.
Hurricane
Hazards
Secara
umum, ada 3 bahaya utama yang disebabkan oleh keberadaaan siklon tropis, yaitu
angin kencang, banjir, dan storm surge. Kecepatan angin yang dihasilkan oleh
siklon tropis bervariasi, tergantung pada kekuatannya. Skala Saffir-Simpson
(SS) adalah skala yang digunakan untuk mengklasifikasikan kekuatan siklon
tropis menurut kecepatan anginnya. Siklon tropis skala SS-1 menghasilkan angin
berkecepatan antara 119 – 153 km/jam. Kecepatan angin dapat melebihi 300 km/jam
pada siklon tropis skala SS-5. Tak heran jika banyak bangunan (terutama yang
konstruksinya lemah) yang rusak saat diterjang siklon tropis. Selain angin
kencang, banjir juga merupakan bahaya yang disebabkan oleh siklon tropis. Hujan
dengan intensitas yang sangat tinggi dan durasi yang lama dapat dengan mudah
menyebabkan terjadinya banjir di daratan. Korban jiwa yang berjatuhan karena
siklon tropis sebagian besar disebabkan oleh banjir yang dihasilkannya. Banjir
ini akan semakin parah jika siklon tropis bergerak dengan lambat dan disertai
terjadinya storm surge. Fenomena storm
surge merupakan kenaikan muka air laut secara abnormal yang muncul akibat
datangnya siklon tropis. Kenaikan muka air laut akibat storm surge bervariasi,
tergantung pada kekuatan siklon tropisnya. Siklon tropis SS-1 menyebabkan
kenaikan muka air laut sekitar 4 kaki (1,3 meter), sedangkan pada siklon tropis
SS-5 bisa mencapai 20 kaki (6,5 meter) atau lebih. Storm surge akan semakin
parah jika waktu kejadiannya bertepatan dengan datangnya pasang tinggi air
laut. Untuk mengetahui gambaran kerusakan akibat siklon tropis, tinjau kejadian
Hurricane Katrina (skala SS-5) pada tahun 2005 yang menerjang wilayah Amerika
Serikat bagian selatan. Kombinasi antara angin kencang, banjir, storm surge,
dan jebolnya tanggul menimbulkan kerugian harta melebihi 75 milyar dolar AS
dan korban jiwa hingga 1.200 orang.