Sunday 22 June 2014

Berkemahasiswaan dan Bergerak di KM ITB


Seorang mahasiswa dituntut untuk tidak saja menjadi siswa biasa yang hanya belajar, tetapi juga melakukan pergerakan-pergerakan mahasiswa. Pergerakan mahasiswa atau berkemahasiswaan harus didasari oleh tiga identitas mahasiswa, yakin potensi, posisi, dan peran sebagai mahasiswa. Berkemahasiswaan sesuai identitas mahasiswa itu penting, karena menjadi kewajiban mahasiswa untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai salah satu bentuk pengabdian bagi bangsa. Hal ini bisa dilakukan dengan aktif di berbagai organisasi atau komunitas dan melakukan hal-hal yang positif di dalamnya, misalnya berkarya atau pengabdian masyarakat. Ilmu yang didapat mahasiswa dari kampus seharusnya dibagikan ke luar melalui kegiatan kemahasiswaan sebagai suatu upaya dalam mencerdaskan Indonesia.



Salah satu kegiatan berkemahasiswaan di kampus ganesha ialah KM ITB. Dengan berKM-ITB, ada banyak manfaat yang bisa didapat, selain pengalaman, membangun karakter, juga bisa mengasah softskill, misalnya melatih kepemimpinan, manajemen waktu, memperluas jaringan, melatih pola pikir, dan memecahkan masalah. KM-ITB berpotensi sebagai wadah kolaborasi dan pergerakan mahasiswa. Hal ini dikarenakan KM ITB ialah tempat bersatunya seluruh himpunan dan unit kampus menjadi satu. Berkegiatan di KM ITB ialah tempat yang bagus untuk kolaborasi antar unit dan himpunan kampus. Selain di dalam ITB, kolaborasi juga kerap kali dilakukan dengan universitas lain, misalnya dalam hal eskalasi isu-isu nasional. Hal tersebut akan sangat bermanfaat di dunia kerja nanti.



Dengan potensi yang dimiliki KM ITB sebagai wadah kolaborasi, KM ITB berperan besar dalam menyelesaikan tantangan bersama. KM ITB berperan untuk menampung aspirasi mahasiswa dalam mencari solusi untuk berbagai permasalahan, baik skala kampus maupun nasional. KM ITB menjadi tempat bermusyawarah dan merumuskan berbagai kegiatan kemahahasiswaan bagi kampus ITB. Menurut saya, gerakan mahasiswa yang ideal merupakan gerakan yang sesuai dengan identitas mahasiswa dan hasilnya dapat membentuk mahasiswa yang siap untuk menjawab tantangan bangsa serta bermanfaat bagi masyarakat luas.

Saturday 21 June 2014

STUDI TOKOH - Jero Wacik Semasa Kuliah


Jero Wacik adalah pria kelahiran Singaraja, Bali 65 tahun silam yang kini menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral sejak tahun 2011. Sebelumnya, beliau diangkat menjadi Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia pada tahun 2004. Sebagai pemimpin kementrian negara, pastinya kualitas diri beliau sudah tidak diragukan lagi, hal ini terlihat sejak ia masih muda.



Terinspirasi oleh Soekarno yang mengunjungi sekolahnya sewaktu Jero Wacik masih SD, ia bercita-cita untuk kuliah di tempat yang sama seperti Bung Karno, yakni ITB. Prestasinya semasa SMA mengantarkan Jero Wacik ke jurusan teknik mesin, yang pada waktu itu merupakan jurusan paling favorit dan dikenal paling sulit seleksi masuknya. Masuk ITB tahun 1970, Jero Wacik muda diperhadapkan dengan masalah biaya kuliah dan biaya hidup, namun ia tak patah semangat. Beliau memutar otak untuk berpikir bagaimana caranya mendapatkan uang guna membiayai kuliah dan hidupnya sehari-hari di kota Bandung. Akhirnya bermacam cara dilakukan demi mendapat uang, bahkan ia pernah menjadi kernek bus jurusan Bandung-Sukabumi-Garut. Belum setahun kuliah, beliau mulai bekerja sambilan mengajar anak-anak SMA pelajaran fisika dan matematika, yang merupakan bidang yang sangat dikuasainya . Dari mengajar inilah, Jero Wacik dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan bahkan bertemu murid les yang cantik, Triesna, yang kini menjadi istrinya.



Selama kuliah di ITB, pada umumnya para mahasiswa dari Bali tinggal mengumpul dalam satu asrama Bali, namun Jero Wacik memilih hanya dua minggu saja tinggal di asrama Bali. Selanjutnya, ia memutuskan pindah tinggal di tengah perkampungan, mengontrak rumah kecil tak jauh dari kampus ITB, agar dapat berbaur dengan masyarakat setempat.



Di lain waktu kuliah dan mengajarnya yang padat, beliau juga aktif di organisasi kampus. Jero Wacik pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Mesin tahun 1973 serta menjadi Ketua Kesenian Bali di Bandung. Walau sibuk di organisasi, prestasi akademik Jero Wacik pun cukup cemerlang, beliau tercatat sebagai mahasiswa ITB yang lulus tercepat dan berkat nilai-nilai akademik serta pengalaman organisasinya, langsung diterima bekerja di Astra tahun 1974. Jero Wacik meniti karir secara sungguh-sungguh puluhan tahun hingga beliau mapan secara ekonomi lalu memutuskan untuk masuk ke ranah pemerintahan yang diawali dengan menjadi kader partai.



Kritik dan Saran



Dari masa lalunya, terlihat jelas bahwa beliau merupakan perkerja keras dan orang yang memiliki kemauan besar untuk menggapai cita-citanya. Dalam bertahan hidup di kota Bandung, Jero Wacik memanfaatkan potensinya yakni hardskill dan softskill untuk bekerja sambilan. Tak berhenti disitu, ia juga melakukan perannya untuk terjun ke masyarakat dengan lebih memilih untuk tinggal dan berbaur dengan masyarakat setempat dibanding tinggal di asrama Bali. Keaktifannya di organisasi mengembangkan potensinya sebagai mahasiswa sehingga Jero Wacik fasih dalam memimpin dan berpikir kreatif. Sayangnya, tidak terlalu diketahui apakah semasa beliau menjadi ketua himpunan, beliau menginisiasi pergerakan-pergerakan mahasiswa yang bermanfaat. Namun, setelah lulus dari ITB, beliau sering sharing dengan adik-adik angkatannya tentang pengalamannya sehingga generasi penerusnya menjadi terdidik dan dapat menjadi lebih baik lagi.

Wednesday 18 June 2014

IDENTITAS MAHASISWA


Pada hakikatnya, setiap individu maupun kelompok memiliki indentitasnya masing-masing. Sebagai mahasiswa, identitas tersebut bukan hanya harus dimiliki dan dipahami, tetapi juga merupakan suatu tanggung jawab yang harus diemban karena terteranya predikat “maha” di depan siswa dan tentunya hutang mahasiswa pada rakyat dan negara. Terdapat tiga poin utama identitas mahasiswa, yakni potensi, posisi dan peran.



Pertama, potensi mahasiswa. Mahasiswa memiliki tiga potensi yang utama, yakni hardskill atau kemampuan yang biasanya sesuai dengan bidang keilmuannya. Potensi yang kedua ialah softskill, yang dimaksud dengan softskill adalah kemampuan dalam hubungan interpersonal atau dalam komunikasi. Ketiga, idealisme. Yang dimaksud dengan idealisme adalah suatu nilai atau pegangan yang dijaga karena dianggap benar. Idealisme merupakan ciri khas mahasiswa, dan mahasiswa harus memegang kebenaran berdasarkan ilmiah yakni hal-hal yang berupa fakta, didasari oleh data, serta memiliki bukti dan dapat diargumenkan. Idealisme merupakan salah satu yang terpenting, walaupun hardskill dan softskill juga tidak kalah pentingnya. Sebagai contoh, dapat dilihat bahwa para koruptor tidak memiliki idealisme yang baik akan membawa hasil akhir yang tidak baik, padahal mereka memiliki hardskill dan softskill yang baik. Softskill dan hardskill dapat disalahgunakan, oleh karena itu diperlukan adanya idealisme yang dapat mengarahkan 2 hal tersebut. Ketiga potensi diatas harus digali dan dikembangkan melalui organisasi dan kegiatan-kegiatan positif seperti bakti masyarakat.




Kedua, posisi mahasiswa. Posisi mahasiswa di lapisan masyarakat merupakan masyarakat sipil. Di dalam masyarakat sipil, terpadat beberapa golongan dan diantaranya mahasiswa tergolong dalam masyarakat sipil akademia, bersama dosen dan peneliti. Masih banyak dari kalangan mahasiswa yang kurang paham bahwa kita semua termasuk ke dalam masyarakat sipil kalangan akademia. Kalangan akademia seharusnya mengedepankan fakta dibanding opini seperti ketika mengajukan pendapat, harus disertai fakta-fakta yang ada, akan lebih baik untuk melakukan studi kasus terlebih dahulu daripada mempercayai begitu saja omongan orang lain yang semata-mata berupa opini. Sebagai akademia, mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah dan mencari solusinya. Dengan mengetahui posisi kita sebagai mahasiswa, berarti kita mengetahui batasan-batasan tindakan yang dapat kita lakukan dan memaksimalkannya, serta dapat menempatkan diri sesuai lingkungan yang dihadapi.




Identitas mahasiswa yang ketiga yakni peran mahasiswa sebagai iron stock atau generasi penerus dan dapat terjun ke masysrakat. Sebagai generasi penerus, mahasiswa akan mengisi posisi para pemimpin bangsa dan harus mendidik adik-adiknya agar menjadi generasi penerus yang lebih baik. Untuk dapat menjalankan perannya dalam terjun ke masyarakat, mahasiswa harus mengenal potensi dan posisi yang dimilikinya. Saat akan melakukan bakti masyarakat, mahasiswa harus menganalisis masalah di suatu lingkup masyarakat dan memberi potensi yang ia miliki untuk membantu menyelesaikannya. Selain itu, follow-up dan sustaining kegiatan bakti masyarakat juga wajib dilakukan agar manfaatnya maksimal.




Mahasiswa khususnya mahasiswa ITB dinilai kurang aktif dan berbaur ke masyarakat sekitarnya, kebanyakan aksi terjun masyarakat termasuk jarang dan kurang maksimal. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa pada umumnya seperti pengabdian masyarakat akan jauh lebih efektif apabila dilakukan lebih menyeluruh sampai ke dasar-dasarnya, yakni menyelesaikan masalah dan kebutuhan masyarakat atau dalam ungkapan peribahasa "jangan memberi ikan, tetapi berikanlah mata kailnya”. Dalam terjun ke masyarakat dan merealisasikan peran, kita perlu menghargai setiap ide yang ada walaupun sepele asal memberikan manfaat, dan membuat ide tersebut menjadi kenyataan melalui organisasi atau kegiatan-kegiatan.

Contoh nyata mahasiswa dalam perannya untuk terjun ke masyarakat :
1. Baksos dan pengajaran sains kepada anak-anak SD di daerah sangkuriang secara kontinu, beberapa kali setahun
2. Berdasarkan ilmu fisika, membangun plta dari konsep ggl induksi di desa yang belum memiliki sumber listrik permanen

3. Penyuluhan mengenai pentingnya pendidikan dan banyaknya beasiswa yang tersedia sekarang untuk membangkitkan minat orangtua dan calon mahasiswa yang potensial

Saturday 14 June 2014

ASEAN COMMUNITY




The Association of South East Nations atau ASEAN dibentuk pada tahun 1967. Anggota ASEAN adalah Indonesia, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Kamboja, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Laos. Untuk negara-negara yang lebih makmur dan sejahtera, dibentuklah ASEAN Community. ASEAN Community memiliki motto “One vision, one identity, one community”. Dalam mencapai ASEAN Community tesebut, ada 3 pintu yang harus dilewati, yakni peace (perdamaian), prosperity (kesejahteraan) dan people (masyarakat).



Pintu pertama adalah pintu perdamaian (peace). Kesepuluh negara harus bekerja sama untuk menjaga wilayah tetap aman, dalam artian ketahanan negara yang jauh dari terroris, bajak laut dan narkoba. Negara-negara ASEAN tidak saling memiliki konflik antar satu sama lain dan menjaga perdamaian antar negara.



Jika perdamaian sudah tercapai, maka tercapai pintu kedua, yakni kesejahteraan (prosperity) atau kualitas ekonomi yang baik. Negara-negara ASEAN memiliki daya tarik terhadap investor, dan seiring bisnis berkembang, akan lebih banyak lapangan kerja terbuka. Nantinya, ada arus tenaga kerja bebas antar kesepuluh negara apapun bidang pekerjaan dan profesinya. Sektor pertanian pun akan lebih maju. Taraf kehidupan secara keseluruhan bisa meningkat, misalnya dari segi transportasi dan fasilitas publik. Dengan terbukanya koneksi antar negara secara luas, negara bisa berkembang di panggung global. Sebagai negara yang saling bertetangga, maka saling tolong menolong menjadi sesuatu yang wajib.



Pintu ketiga merupakan pintu paling penting, yakni people atau masyarakat. Pemerintah ASEAN memastikan hidup masyarakat memiliki kualitas yang lebih baik, misalnya dengan cara menjaga lingkungan, saling tolong menolong dalam bencana alam, bekerja sama melawan wabah penyakit, saling mempelajari satu sama lain, serta membuat ikatan regional ini semakin kuat. Semua lapisan masyarakat bisa mulai berpartisipasi dalam ASEAN Community ini misalnya dengan memiliki teman dari negara-negara tetangga. Semua orang bisa mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk ASEAN Community.



Berikut adalah video tentang hasil kajian dan observasi kelompok 86 Diklat Terpusat OSKM ITB 2014 mengenai ASEAN Community dan Babakan Ciamis, Bandung. Lebih dari sebuah tugas, kami ingin berkontribusi langsung untuk lebih mengenalkan dan menyadarkan kita semua mengenai kehadiran ASEAN Community 2015.

Link : http://www.youtube.com/watch?v=3MIn5befJp4