Wednesday 24 September 2014

Jurnal PKKM 3 - Sabtu 20 September 2014

Kegiatan PKKM ketiga hari Sabtu 20 September 2014 ini dimulai pukul 7.15 pagi di labtek biru. Pertemuan hari ini dihadiri oleh 36 dari 38 orang dari Pradawihaya, karena Ipit mengikuti acara keluarga dan Ajeng yang mengikuti kegiatan Karisma Salman di Bogor.

Setelah berinteraksi sebentar dengan para taplok di selasar gedung PLN, kami mobilisasi menuju selasar double helix. Disana kami berbaris lalu dipimpin oleh Kadek kami cek spek standar, menyebutkan nama lengkap dan nim angkatan, serta menyanyikan lagu angkatan.

Selanjutnya kami mobilisasi menuju taman alat. Meskipun matahari bersinar dengan sangat terik, saya paling suka bagian ini dan seterusnya karena sangat padat materi dan memberi saya banyak pencerahan. Di taman alat, para jendral dan jendril mengenalkan kami pada alat-alat untuk melakukan pendataan terhadap berbagai parameter meteorologi. Kami dijelaskan tentang pertama,  Rain Gauge konvensional dan semi konvensional yang menggunakan sensor untuk mengukur curah hujan. Kedua, Campbell Stokes yaitu alat berupa bola pejal kaca serta penyanggannya yang digunakan untuk mengamati lama penyinaran matahari. Ketiga adalah Sangkar Stevenson, sangkar tinggi berwarna putih yang sisi-sisinya bercelah, pintunya menghadap utara atau selatan, serta isinya terdapat :
- Barograf (untuk mengukur tekanan yang akan tergambar grafiknya di kertas pias)
- Termohigrograf (untuk mengukur suhu dan kelembapan menggunakan surai kuda atau rambut)
- Termometer bola basah dan termometer bola kering (untuk mengukur kelembapan udara dan titik embun)
- Termometer maksimum dan minimum (mengukur suhu maksimum dan minimum). 
Yang keempat ada Wind Fane dan Anemometer untuk mengukur arah kecepatan angin. Kelima, ada panci evaporasi untuk mengukur penguapan di udara. Selanjutnya kami diberikan penjelasan tentang tata cara pengisian data-data yang telah didapat ke dalam tabel ME48. 

Setelah itu, kami mobilisasi menuju ruang 1401, disana diadakan diskusi tentang keprofesian meteorologi dari mahasiswa prodi Teknik Lingkungan (HMTL), Teknik Fisika (HMFT), serta Planologi (HMP). Diskusi ini menjadikan saya pribadi merasa semakin tercerahkan di Meteorologi. Untuk materi yang saya dapat dari diskusi keprofesian tersebut bisa dibaca disini.

Selepas kegiatan diskusi kami melaksanakan shalat Zuhur di selasar kebab. Setelah itu kami review materi secara singkat dengan para taplok lalu diberi tugas oleh jendral jendril mamet berupa essay tentang peran Meteorologi dari berbagai sudut pandang, wawancara dengan dua jendral dan dua jendril, serta jurnal PPKM ketiga.

METEOROLOGI DARI BERBAGAI SUDUT PANDANG

Bagi banyak orang, keilmuan meteorologi sangat identik dengan satu-satunya agensi meteorologi yang diakui di Indonesia, yakni BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika). Hal tersebut tentunya sangat wajar. Namun, tak sedikit juga yang salah mengira bahwa meteorologi itu mempelajari tentang meteor, yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan meteorologi (meskipun ada fenomena yang dinamakan hujan meteor). Meteor sendiri merupakan bagian yang dikaji oleh keilmuan astronomi, bukan meteorologi.  

Tentu saja yang terlihat dari BMKG sendiri itu meteorologi terbatas pada kegiatan prakiraan cuaca dan peringatan bencana meteorologi (badai, gempa, tsunami, dan lain-lain) di berita. Sebenarnya, meteorologi tidak terbatas berkarya di badan penelitian ataupun universitas dalam dan luar negeri saja. Sebaliknya, bidang keprofesian meteorologi itu sangat luas. Meteorologi yang merupakan salah satu ilmu paling tua di dunia ini berkaitan dengan banyak keilmuan lain. Berikut ini akan saya paparkan beberapa pengetahuan saya tentang keprofesian meteorologi yang berkaitan dengan berbagai bidang keilmuan ;
Pertama, berhubungan dengan penerbangan, konstruksi, pertambangan, sains atmosfer dan meteorologi lingkungan yang saya dapat dari dosen-dosen saya. Bidang meteorologi sangat dibutuhkan di bidang penerbangan dari mulai awal perencanaan pembangunan bandara dan setiap kali pesawat beroperasi di udara. Arah angin sangat berpengaruh pada posisi pembangunan bandara, saat pesawat lepas landas, serta mendarat. Keadaan cuaca di udara atas juga selalu dimonitor karena adanya cuaca buruk akan mengganggu pesawat.

Sedangkan untuk dunia  pertambangan, baik itu tambang minyak, batu bara, panas bumi, dan lainnya, juga bergantung pada kondisi meteorologi di sekitar daerah pertambangan. Keadaan cuaca sangat diperhatikan terutama pada barang tambang yang mudah terbakar saat matahari bersinar sangat terik atau suhu lingkungan yang tinggi. Selain itu, musibah tambang bawah tanah ambruk yang bisa dipengaruhi oleh tingkat kejenuhan tanah dari curah hujan yang sedang tinggi. Contoh lain adalah kegiatan pertambangan minyak ataupun gas bumi yang mengeluarkan gas beracun yang arah anginnya harus diperhatikan.

Kedua, berhubungan dengan keilmuan teknik lingkungan, planologi, teknik fisika, meteorologi lingkungan, serta meteorologi rekayasa yang saya dapat dari kegiatan PKKM 3. Dari sudut pandang teknik lingkungan sendiri, data curah hujan sangat dibutuhkan dalam merancang saluran air, drainase, dan lain-lain. Selain itu, pada bidang industri pabrik juga data kecepatan dan arah angin diperlukan dalam mendesain cerobong emisi pabrik. Contoh lainnya juga pembuatan drainase laut yang membutuhkan data pasang surut air laut.
Pada bidang planologi, kebijakan tata kota kini sudah terpengaruh oleh salah satu objek kuliah meteorologi pencemaran udara, yakni GRK atau gas rumah kaca dengan dijalankannya program pengembangan kota hijau. Selain itu, rencana tata ruang wilayah seperti sektor pertanian, sektor industri, dan lain-lain juga membutuhkan berbagai macam data dari parameter meteorologi. 

Dalam keprofesian fisika teknik, manajemen energi terbarukan seperti panel surya dan kincir angin juga membutuhkan data penyinaran matahari serta arah dan kecepatan angin dalam pembangunan dan kontrol. Selain itu, fisika teknik juga mengkaji tentang fisika bangunan yang terkait pada bagus tidaknya thermal bangunan yang lagi-lagi membutuhkan data dari berbagai parameter meteorologi dalam pembangunan dan kontrolnya.

Selain kedua sumber di atas, saya juga menemukan bidang-bidang lainnya di internet seperti meteorologi kesehatan (penyebaran virus melalui udara), klimatologis luar angkasa (menganalisis cuaca dan iklim planet-planet lain), konsultan parawisata, pertanian, rekayasa cuaca, dan masih sangat banyak lagi yang saya pastinya akan cari tahu lebih jauh karena dimana ada udara, disitulah meteorologi berperan.

Sunday 14 September 2014

Jurnal PKKM 2 - Sabtu 13 September 2014

Kegiatan PKKM kedua hari Sabtu 13  September 2014 ini dimulai pukul 7.15 pagi di labtek biru. Pertemuan hari ini dihadiri oleh 31 dari 38 orang karena Habib, Zikri, dan Bima mempersiapkan diri untuk tampil di acara besar UKM malam harinya, Diaz menjadi panitia acara unit 8eh, Widi yang sedang mengikuti latihan intensif MBWG di Jatinangor, sedangkan Charla sejak hari Kamis berada di Jombang untuk acara keluarga, begitu pula dengan Ray di Kediri.

Kami mengumpulkan tugas peta dari kosan dan rumah masing-masing ke kampus ITB dan basecamp kami. Setelah itu, Pradawihaya diajari tata cara lapor oleh jendral jendril. Awalnya seorang akan menginisiasi laporan di depan barisan dengan mengucapkan kata "METEO" dengan lantang dibarengi dengan posisi ngetrill (semoga saya tidak salah mengejanya). Hal ini diikuti oleh kami semua secara bersamaan lalu dilanjutkan oleh laporan pada jendral atau jendril di depannya tentang jumlah Pradawihaya yang hadir serta memaparkan alasan izin peserta diksar yang tidak hadir. Laporan ditutup dengan kembali ke posisi siap dengan mengucapkan kata "METEO" lagi.

Kami mobilisasi menuju lantai 2 labtek biru lalu mengumpulkan tugas studi kasus banjir yang diberikan malam sebelumnya. Kami presentasi tiap kelompok untuk daerah rawan banjir  di Indonesia yang berbeda-beda, yakni kelompok 1 yang membahas kota Banjarmasin, kelompok 2 mengenai kota Manado, kelompok 3 mengenai kota Balikpapan, serta kelompok 4 mengenai kota asal Cahya, yakni kota Kerawang. Kami semua mendiskusikan hasil presentasi dan solusi banjir dari masing-masing kelompok, diskusi berjalan sangat hangat, namun waktu yang terbatas menyudahi diskusi kami.

Selanjutnya kami mobilisasi lalu berbaris di selasar double helix untuk cek spek standar yang dipimpin oleh Fahmi. Memang banyak kekurangan dari spek yang kami bawa, misalnya bungkus biskuit yang terbuang saat habis dimakan sewaktu diskusi di labtek biru, senter yang tiba-tiba tidak menyala, serta label air mineral belum dicabut.

Setelah itu, kami kembali ke labtek biru untuk pemberian materi tentang program kerja pengabdian masyarakat dari HMME bernama Zephyrus. Zephyrus merupakan program kerja jangka panjang HMME yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan keilmuan dan keprofesian anggota himpunan dalam mengaplikasikannya serta mengamalkan ilmu meteorologi ke masyarakat. Zephyrus yang berarti Dewa Angin Barat dari mitologi Yunani ini merupakan bentuk dari perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni keilmuan, penelitian, serta pengabdian masyarakat. Dilatar belakangi oleh kawasan Bandung Selatan yang rawan banjir, kegiatan yang sedang dilakukan saat ini adalah pemasangan EWS (Early Warning System) banjir di kawasan paling rawan banjir di sekitar sungai Cikapundung dari hasil pemodelan geometri sungai dan pendataan seperti curah hujan dan ketinggian air.

Selanjutnya kami mobilisasi menuju selasar double helix untuk evaluasi materi mengenai diskusi tugas kelompok tentang banjir dan Zephyrus, teknis pembuatan tugas peta, serta tugas buku kepo untuk yang belum lengkap. Untuk buku kepo yang belum lengkap sendiri ada beberapa yang terjadi salah paham di NIM 12813009 dan 12813019 yang memang mahasiswanya sudah mengundurkan diri namun dikira belum diisi profilnya. Kesalahan kami dalam mengerjakan tugas peta menghasilkan konsekuensi berupa untuk PKKM selanjutnya kami memiliki kuorum 35 orang apabila tidak terpenuhi, maka konsekuensinya kami harus mengadakan olahraga angkatan secara full team.

Menjelang Zuhur, kami mobilisasi menuju tempat parkir lab teknik kimia dan diberi tugas lanjutan untuk membuat blog perorangan berisi jurnal PKKM dan wawancara minimal seorang jendral dan seorang jendril, blog angkatan berisi foto, kegiatan, dan tugas-tugas angkatan, serta membuat video ucapan selamat ulang tahun yang ke-6 untuk HMME Atmosphaira dikumpulkan pertemuan selanjutnya. Oh ya, selain itu setiap hari di kampus kami diwajibkan untuk mengenakan gelang angkatan kami.

Jurnal PKKM 1 - Jumat 12 September 2014

Kegiatan PKKM pertama hari Jumat 12 September 2014 ini dimulai pukul 19.15 di selasar oktagon. Kami, Pradawihaya, mobilisasi menuju labtek VI lantai 2. Pertemuan hari ini dihadiri oleh 31 dari 38 orang karena Ipit, Habib, Zikri, dan Bima mengikuti kegiatan gladi bersih untuk acara besar UKM keesokan harinya, sedangkan Charla sejak hari Kamis berada di Jombang untuk acara keluarga, begitu pula dengan Ray di Kediri, dan Dhika di Jakarta.  

Kami dibagi menjadi 4 kelompok, saya sendiri tergabung dalam kelompok 3 bersama Yuki, Diana, Ildo, Angga, Habib, Dhika, Ipit, dan Bima.

Setelah duduk berkelompok, kami mengecek kelengkapan spek standar. Setelah itu, bagi yang muslim menunaikan ibadah shalat Isya. Ini pertama kalinya untuk saya wudhu dari botol dan shalat di atas hamparan ponco. Dengan Cahya sebagai imam kami, suaranya kalah dengan suara bising musik dari unit yang sedang berlatihan di labtek sebrang. Sungguh jauh tingkat kenyamanan, kebersihan, dan kekhusyukkannya dibanding dengan shalat di mesjid bahkan mushola.

Selepas shalat, kami diajari dasar-dasar baris berbaris alias PBB, lalu kami diberitahu untuk memanggil kakak-kakak HMME dengan panggilan jendral bagi mahasiswa dan jendril bagi mahasiswi. Tak lupa kami Pradawihaya pun memiliki nama kopral untuk mahasiswa dan kopril untuk mahasiswinya.

Selanjutnya kami mobilisasi menuju selasar double helix disambut dengan orasi tentang kami, Pradawihaya, yang dianggap sudah dewasa, kamilah laskar- laskar yang akan terus berjuang serta tentang kesiapan kami melaksanakan PKKM ini dengan sebaik- baiknya dan kami juga harus siap menerima segala konsekuensinya. Para jendral dan jendril menyematkan slayer PKKM berwarna kuning di lengan kanan kami. Pendidikan Keprofesian dan Kehimpunanan Meteorologi pun resmi dibuka.

Setelah itu kami mobilisasi menuju tempat kami shalat Isya tadi, lantai 2 labtek VI. Kami mendiskusikan mengenai bencana meteorologi yang paling sering dibicarakan di Indonesia, yakni banjir. Banjir di kota Bandung, terutama di daerah Baleendah Bandung Selatan memang sering terjadi. Kami membahas tentang penyebab banjir tersebut, diantaranya karena bentuk topografi Bandung yang seperti cekungan atau mangkuk dengan Bandung Selatan sebagai dasar atau titik terendahnya. Dengan begitu, hujan dan aliran air dari pinggiran Bandung alias dataran lebih tinggi mengalir ke Bandung Selatan. Hal ini diperburuk oleh minimnya daerah resapan air karena padatnya pemukiman di Bandung Selatan. Kami pun mendiskusikan berbagai macam solusi untuk masalah banjir ini. Setelah banyak ide, pendapat, dan masukan tentang solusi meminimalkan banjir di daerah Baleendah, kami diberi tugas untuk studi kasus daerah rawan banjir selain Bandung secara berkelompok dalam waktu semalam.