Tuesday 10 February 2015

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP BERAGAI LAPISAN DI BUMI

Lapisan Bumi yang terdiri dari litosfer, hidrosfer, kriosfer, biosfer, dan humanosfer sedang dan akan terkena dampak dari perubahan iklim (pemanasan global). Litosfer adalah bagian terluar Bumi yang bersifat padat (karena sebagian besar tersusun oleh batuan). Kriosfer hanya mencakup air dalam bentuk es yang ada di Bumi, sedangkan keseluruhan air di Bumi yang bukan es termasuk dalam hidrosfer. Bagian dari Bumi yang ditinggali dan dipengaruhi oleh manusia disebut humanosfer, sedangkan biosfer berlaku bagi keseluruhan makhluk hidup di Bumi. Dampak perubahan iklim pada litosfer, hidrosfer, dan kriosfer saling berkaitan satu sama lain.        

Dalam skala global, perubahan iklim akan mengurangi total massa es (kriosfer) yang berada di atas litosfer, terutama di atas kerak benua. Akibatnya, terjadi perubahan kesetimbangan isostasi pada lempeng benua. Secara perlahan, lempeng benua akan mengalami pengangkatan. Pada skala ruang yang lebih kecil (lokal atau regional), perubahan iklim lebih cenderung berdampak negatif pada litosfer. Dampak yang paling mudah terdeteksi adalah tanah menjadi lebih kering karena tingkat penguapan yang meningkat. Beberapa dampak lain yang lebih sulit terlihat antara lain: erosi glasial berkurang, pelapukan mekanik oleh es berkurang, meningkatnya erosi oleh air yang mengalir, dan meningkatnya pengendapan sedimen.

Kesetimbangan neraca air secara umum akan terganggu dengan adanya perubahan iklim. Gangguan tersebut dimulai dari adanya peningkatan evapotranspirasi yang menyebabkan peningkatan kandungan uap air di atmosfer. Akibatnya, curah hujan pun akan meningkat. Curah hujan yang meningkat akan memperbesar potensi terjadinya banjir dan tanah longsor. Suhu udara tahunan global yang meningkat akan mengurangi jumlah salju yang turun saat musim dingin dan meningkatkan pencairan es di kutub. Dengan demikian, luas permukaan kriosfer pun akan mengecil, ketinggian muka air laut rata-rata akan meningkat, dan lautan akan meluas secara perlahan. Perluasan lautan akan memperparah intrusi air laut pada air tanah yang berdekatan dengan pantai.

Hingga saat ini, telah ditemukan beberapa bukti mengenai dampak perubahan iklim terhadap flora dan fauna. Bukti yang paling nyata adalah perubahan persebaran wilayah hidup beberapa spesies serta kepunahan beberapa spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan iklim. Contoh dampak lain pada flora dan fauna akibat perubahan iklim adalah periode hibernasi yang lebih pendek bagi mamalia, perubahan migrasi burung, dan jangka waktu hidup tahunan yang lebih lama bagi tumbuhan.


Dari segi humanosfer, banyak sekali dampak yang muncul akibat perubahan iklim. Dampak-dampak tersebut dapat dibagi menjadi beberapa sektor, antara lain kesehatan, lingkungan, migrasi penduduk, keamanan, sosial, energi, dan transportasi. Berkurangnya kesehatan rata-rata penduduk dunia sebagai dampak perubahan iklim dapat terjadi karena meningkatnya penyebaran penyakit, semakin ekstremnya cuaca dan iklim, meningkatnya polusi udara, dan berkurangnya produktivitas pertanian. Pada sektor lingkungan, perubahan iklim dapat mengurangi jumlah cadangan air bersih di dunia. Berkurangnya cadangan air bersih ini bisa terjadi karena meningkatnya polusi air tanah, intrusi air laut, dan kekeringan. Meningkatnya ketinggian muka air laut dan desertifikasi akan membuat banyak penduduk terus bermigrasi ke wilayah lain. Perubahan iklim secara tidak langsung juga dapat meningkatkan kriminalitas karena semakin banyaknya konflik sosial yang terjadi antar sesama manusia. Sumber konflik sosial tersebut antara lain kemiskinan, kelaparan, dan penyakit. Di sektor energi, perubahan iklim mengurangi suplai listrik secara tidak langsung melalui berkurangnya dan/atau bertambahnya curah hujan secara signfikan serta rusaknya infrastruktur pembangkit listrik akibat bencana alam seperti banjir yang semakin sering terjadi.