Thursday 2 October 2014

SATURDAY SESSION "Build Your Career Path"

Saturday Session yang diadakan pada hari Sabtu tanggal 27 September 2014 ini merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan PKKM. Acara berbentuk seminar yang bertema "Build Your Career Path" ini dilaksanakan sejak pukul 9 pagi di ruang 1401. Pada permulaan acara ini, terdapat sambutan dari Ketua HMME Atmosphaira ITB, yaitu jendral M. Reza Robby Nugraha. Isi sambutannya adalah penjelasan mengenai latar belakang diadakannya acara ini, yaitu untuk memberikan pencerahan bagi para mahasiswa meteorologi mengenai karir atau pekerjaan yang berhubungan dengan meteorologi. Pada sesi pertama terdapat 3 orang alumni meteorologi ITB yang menjadi pembicara, berikut diantaranya ;

1. Noviyanti Erfien Kaparang
Akrabnya disapa Kak Viya, merupakan alumni Meteorologi ITB yang lulus pada tahun 2010. Saat ini, Kak Viya bekerja di JICA (Japan International Corporation Agency) yang bekerja sama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sebagai asisten JICA expert. Kak Viya bercerita tentang pengalaman kerjanya dan merasakan keuntungan menjadi alumni Meteorologi ITB karena jumlah lulusan meteorologi di Indonesia sangat sedikit dibanding lulusan dari jurusan lainnya. Kita harus memiliki motivasi dan yakin bahwa masuk meteorologi bukan sekedar kebetulan. Percaya dirilah dengan keilmuan meteorolgi dan miliki semangat, kreativitas, visi, kerja tim, serta usaha. Selain itu, Kak Viya juga menekankan pentingnya memperbanyak 'link' atau kenalan dan memperluas 'networking' atau jaringan pertemanan.

2. Zulfakriza
Akrabnya disapa Kak Zul merupakan angkatan 1999 Geofisika dan Meteorologi ITB. Dengan "konsisten dalam ketidak konsistenan" nya, kak Zul telah menempuh studi perguruan tinggi pada jurusan yang berbeda-beda, namun tetap berkutat pada ilmu yang sama, yaitu ilmu kebumian atau earth science. Saat S1, ia masuk ke jurusan Geofisika dan Meteorologi ITB. Lalu, pendidikan S2 nya adalah di jurusan Geodesi. Pendidikan terakhirnya adalah S3 jurusan Seismologi. Pesan penting yang kami dapat darinya adalah terus bergerak dan mengikuti dinamika perubahan lingkungan agar terus berkembang dan tidak mati dalam komunitas. Sebagai seorang scientist, Kak Zul sudah beberapa kali menerbitkan jurnal ilmiah internasional. Selain itu, Kak Zul juga menyampaikan untuk mencari passion; satu quote dari Kak Zul yang berkaitan dengan passion yaitu “Love what you do, do what you love, and money will follow”. Ubahlah cara pandang, dan kembangkan 'self-marketing'.

3. Amalia Nurlatifah
Akrabnya disapa Kak Amel, merupakan lulusan Meteorologi ITB angkatan 2010 yang baru wisuda bulan Juli 2014 kemarin. Kak Amel berbagi cerita tentang pengalaman kuliahnya di S1 Meteorologi ITB. Ia pertama kali mengenal Meteorologi saat sedang mengikuti kompetisi yang diadakan oleh LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) bagi pelajar SMA. Sewaktu SMA, Kak Amel menyukai ilmu kimia dan mengira bahwa Meteorologi berkaitan dengan kimia. Di awal-awal masuk jurusan Meteorologi, ia merasa salah masuk jurusan karena penggunaan ilmu kimia di Meteorologi tergolong sedikit. Sampai akhirnya pada semester 5, Kak Amel mulai menyukai ilmu Meteorologi hingga saat ini. Setelah dinyatakan lulus pada bulan Juni, Kak Amel diterima bekerja sebagai konsultan IT di sebuah perusahaan. Berkat luasnya bidang yang dipelajarinya selama kuliah seperti programming, modeling, dan manajemen sangat bermanfaat pada saat mencari pekerjaan.

Sesi kedua pun dimulai setelah kami istirahat untuk shalat dan makan. Terdapat empat orang pembicara untuk sesi kedua, diantaranya ;

1. Piala Ameldam Simanjuntak
Kak Piala yang merupakan alumni Meteorologi ITB angkatan 2008 ini menjelaskan tentang kiprahnya di dunia energi alternatif. Kak Piala merupakan pendiri PT Lentera Angin Nusantara yang memiliki misi untuk memaksimalkan elektrifikasi wilayah Indonesia bagian timur menggunakan energi angin dan energi matahari. Ia bersama teman-temannya mendirikan pembangkit listrik mikro bertenaga angin di Pulau Sumba. Kincir angin yang dipasang termasuk berukuran kecil (tingginya hanya 4 meter) yang disesuaikan dengan kekuatan angin daerah setempat serta untuk memudahkan perawatan. Kak Piala menyadari bahwa banyak orang yang juga ingin membangun pembangkit listrik tenaga angin, namun hanya terpaku dengan besarnya potensi energi angin. Yang terlupakan oleh banyak orang namun terpikirkan oleh kak Piala adalah sistem yang digunakan pada pembangkit listrik ini haruslah bisa dibuat dan dirawat secara mandiri, sehingga sistem dari awal harus dipelajari secara keseluruhan. Pesan-pesan penting dari kak Piala adalah jangan hanya mengutuk keadaan atau orang lain, tapi lakukan sesuatu untuk membantu, serta kalau ingin membantu orang itu jangan setengah-setengah.

2. Yovita Wangsapura
Kak Yovita merupakan mahasiswi angkatan 2010 Meteorologi ITB. Ia menceritakan pengalamannya saat mengikuti ajang pertukaran mahasiswa di Nagoya University, Jepang. Periode pertukaran mahasiswa yang diikuti oleh Kak Yovita ini adalah dari bulan April – Agustus 2014. Ia memberikan berbagai macam tips untuk dapat mengikuti program pertukaran mahasiswa. Salah satu tipsnya adalah jangan takut atau minder untuk mencoba mendaftar pada ajang pertukaran mahasiswa. Tips kedua adalah sebisa mungkin kuasai bahasa yang sering dipakai di negara tujuan agar tidak merasa terasingkan di negara itu. Untuk mempermudah perkuliahan di ITB dalam mengikuti program pertukaran pelajar yang terletak di tengah semester, bisa dengan mentransfer kredit atau menyelesaikan dahulu semua beban SKS wajib di kampus ITB.

3. Firman Adi Prastowo
Kak Firman merupakan mahasiswa Meteorologi ITB angkatan 2011 dan juga merupakan salah satu asisten Pak Zadrach. Kak Firman bercerita tentang pengalamannya mengikuti KP (kerja praktik) selama sebulan di Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) di bagian Pusat Penelitian dan Pengembangan Tenaga Kelistrikan, Energi Terbarukan, dan Konservasi Energi. Kak Firman menjelaskan tentang beberapa syarat dan langkah yang dibutuhkan agar bisa mengambil mata kuliah KP. Syarat pertama adalah sudah lulus minimal 100 SKS. Langkah selanjutnya adalah menemukan potensi dan passion untuk menentukan di lembaga atau perusahaan apakah kita ingin melakukan KP. Selain itu, kita juga perlu untuk sering-sering bertanya kepada senior dan berkonsultasi kepada dosen. Langkah terakhir adalah menghubungi tempat diadakannya KP dan membuat proposal bila dibutuhkan. Kak Firman lalu menjabarkan berbagai macam manfaat yang didapat dari KP. Manfaat-manfaat tersebut antara lain menambah pengalaman kerja, menambah jumlah SKS (2 SKS), mengaplikasikan skill, mengisi waktu luang, menambah koneksi ke dunia kerja, dan latihan mengembangkan diri.

4. M. Akbari Danasla
Kak Danasla merupakan mahasiswa Meteorologi ITB angkatan 2011. Kak Danasla juga bercerita mengenai pengalaman KP nya di bidang geotermal. Tempat KP nya adalah di Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Pertamina Kamojang di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Ia juga menjelaskan syarat-syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti KP serta persiapan yang perlu dilakukan seperti menentukan topik dan mencari dosen pembimbing.

Selain para pembicara diatas, ditampilkan file presentasi dari Kak Bernardus Arvin Rinaldi tentang pengalaman dan tips dalam mencari pekerjaan. Setelah itu dilakukan sesi tanya jawab dan foto bersama.